Posted by : Etika Indra Khusna Kamis, 09 Februari 2012

Kupersembahkan butiran-butiran cinta yang memang tak sampai dan tak mampu melebihi cintamu padaku dalam secarik surat yang benar kutulis dengan hati.
Kupersembahkan sebuah pertemuan demi lenyapnya riak-riak rindu dalam keheningan dan diammu selama perantauanku mengais ilmu.
Kupersembahkan kedamaiaan ini untukmu, Ibu yang tengah dalam kebahagiaan dan lindungan Gusti Allah yang Maha Cinta.




Aku masih saja ingin selalu memelukmu demi hilangnya rasa rindu yang seolah tak berhenti dalam diamku. Cintamu tak serupa butiran atau seperti kerikil hingga batu kecil. Cintamu serupa luasnya samudra yang merengkuh bumi dengan dua per tiga bagiannya. Engkau yang begitu manis dan anggun dalam kebaikan yang telah tulus Tuhan selipkan pada hatimu untuk kau sematkan padaku.


Allah SWT, begitu Maha Baik ketika telah tepat memilih engkau sebagai seorang malaikat yang menemani hari-hariku. Dari aku yang yang begitu manja dalam tangisan kecil, rengekan ketika menarik bajumu yang seringkali engkau menuruti permintaanku, kenakalan putrimu yang membuatmu senantiasa memperluas rasa sabarmu, penolakanku akan permintaanmu yang sebenarnya hanya sepele, keikhlasanmu mendengar tangisku dalam cerita-cerita yang begitu terasa berat, hingga kini engkau telah begitu sabar dan ikhlas menemaniku dalam jenjang usiaku yang kedelapan belas. Engkau masih saja terlalu paham akan karakterku, yang seringkali menjengkelkan, namun rasa sabarmu terasa begitu seimbang dengan cintamu yang tulus kau haturkan pada relung-relung hatiku.

Kedamaian tak dapat aku hindari ketika berada tepat di sampingmu, lalu saat kau kecup pipiku , atau saat aku ‘sungkem’ dalam hari nan fitri setiap tahunnya. Engkau Ibu, tak pernah lelah menasehatiku dengan penuh cinta, sepatutnya jutaan rasa terimakasihku kuhaturkan padamu yang kini tengah menghitung keseharian tanpa aku putrimu yang terlalu sering membuatmu merasa sabar. Aku hanya ingin selalu yakin bahwa engkau merindukanku, begitupun engkau haruslah yakin bahwa aku benar-benar merindukan ketika kesempatan pagi hingga malam selalu bertemu denganmu. Ketika hiruk pikuk pagi ataupun ketika damainya malam menjelang. Terimakasih, Bu.

Teruntuk semua pelajaran yang bermanfaat darimu, dari cara memasak, menyuci piring atau baju, menyetrika, melipat baju, menyapu dan mengepel yang memang sewajarnya sebagai seorang perempuan patut menguasai ilmu yang barokah tersebut. Dan semuanya darimu, Ibu.

Teruntuk pengalaman darimu, ceritamu, nasehatmu, ilmu sabarmu dan kesemuanya dalam jiwa kebaikanmu, ikhlas engkau berikan padaku. Sekali lagi, terimakasih.

Kini, engkau tengah menanti usaha-usahamu yang telah menjadikanku sedewasa ini. Aku hanya ingin engkau bangga dengan tersenyum melihat putrimu ini sukses dalam segala kebaikan. InsyaAllah aku pun akan mewujudkan hal itu, Bu. Selipkan selalu namaku dalam doamu, Bu. Itulah harapanku. Serta, tak sekalipun namamu lenyap dalam doa-doaku pada Sang Maha Pengabul Doa. Engkau ibu namun dapat menjadi teman terbaikku, yang paham dan mengerti aku. Semoga Gusti Allah selalu melindungimu dalam lingkup cintaNya yang Agung. Terimakasih, Ibuku yang kini dalam senyum rindumu.


Cinta seorang ibu tetaplah sama dari tahun ke tahun hingga si kecil yang dulu rewel telah beranjak dewasa dan kemungkinan cinta itu bertambah sangatlah besar karena mereka ( ibu ) tetap saja menganggap putra-putrinya sebagai anak kecilnya dulu. Beruntunglah dan selalu bersyukurlah memiliki seorang ibu yang sampai sekarang begitu sabar dan ikhlas menjaga kalian.

El-Kafhusna, Desember 2011
Surabaya berselimut malam
Berteman Sheila On 7 yang tengah merdu melagukan “Just For My Mom”

{ 13 komentar... read them below or Comment }

  1. Baru bisa nangkring di blog bulan Februari :), maaf Buk ^^

    BalasHapus
  2. terinspirasi dari video yg tak upload kayak e... ^^b

    BalasHapus
  3. yang mana lho? wah sepertinya dugaan sampean klintu ..

    tulisan ini rencana mau tak ikutkan lomba Surat untuk Ibu tapi DL udah kelewat -.-a ehehehe

    BalasHapus
  4. eh tampilan blog e baru.. guaya e.. haha
    perkembangan lah.. haha ^^b

    BalasHapus
  5. iyo.iyooo...apik...
    tapi jek kalah mbe nggonQ.. =P
    na na na na

    BalasHapus
  6. Kalah ? balapan ye :p ... apik an gonku wek wek wek

    BalasHapus
  7. koq isa i lo... ??? mimpi ya? hha

    BalasHapus
  8. iyo wis..masak gak isa nyeneng ne bocah siji ae koq...

    BalasHapus
  9. BRB *belitiketmudik* nemuin ibuk di kampung :p

    BalasHapus
  10. BRB apaan ya?

    :D dan akhirnya ketemu ibu juga . ^^o

    BalasHapus

My Clock

Popular Post

Pengunjung Blog

unique stats

- Copyright © Kaf -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -