Archive for Juli 2011
Poetry Hujan : Lenteraku Tertiup
Pagi telah menghapus jejak malam
Menyisih jalan sinar sang rembulan
Mengembunkan titik hujan di padang huma
Menarik setiap jiwa lekas melenggangi tanah alam
Menghamparkan kebahagiaan sejalan mentari
Berbeda jika tanpa senyumannya
Yang kini telah melambai terlampau jauh
Melanglang menuju kediaman setenang semilir shubuh
Yang sejauh ini tak beralamat serupa hunian nyata
Hanya berpintu sebatas gundukan tanah bernisan
Aku cukup letih merangkap lembaran rindu
Untaian bijaksana mendekapku semasa tegapmu
Ketika mendung menjalar , hujan mengguyur lebat
Percikan setetes lalu pelangi seusai keberkahan
Dalam kearifan setiap ucap , kau memujiNya
Kini , aku pagi bertinta buram
Bersama awan tipis yang ragu menghalangi surya
Lalu berlalu hingga siang
Dan merangkak senja menuju malam
Dalam dekapanku sendiri
Hanya aku , tanpa kehangatan jiwamu
Kalbuku luruh saat merangkai kenangan
Seakan waktu termakan tanpa jeda
Ketika indahnya harus berhenti secepat kemarin
Bersemayam tenang mendekatiNya
Tundukku menitik peluh bening kehilangan
Kau ayah , cahaya pagiku
Kau ayah , peneduh hujanku
Kau ayah , mimpi malamku
Selamat bersemayam , salamkan aku padaNya
Tenang dan nantilah aku
Bersama pagi dan hujan kebahagiaan
Menyisih jalan sinar sang rembulan
Mengembunkan titik hujan di padang huma
Menarik setiap jiwa lekas melenggangi tanah alam
Menghamparkan kebahagiaan sejalan mentari
Berbeda jika tanpa senyumannya
Yang kini telah melambai terlampau jauh
Melanglang menuju kediaman setenang semilir shubuh
Yang sejauh ini tak beralamat serupa hunian nyata
Hanya berpintu sebatas gundukan tanah bernisan
Aku cukup letih merangkap lembaran rindu
Untaian bijaksana mendekapku semasa tegapmu
Ketika mendung menjalar , hujan mengguyur lebat
Percikan setetes lalu pelangi seusai keberkahan
Dalam kearifan setiap ucap , kau memujiNya
Kini , aku pagi bertinta buram
Bersama awan tipis yang ragu menghalangi surya
Lalu berlalu hingga siang
Dan merangkak senja menuju malam
Dalam dekapanku sendiri
Hanya aku , tanpa kehangatan jiwamu
Kalbuku luruh saat merangkai kenangan
Seakan waktu termakan tanpa jeda
Ketika indahnya harus berhenti secepat kemarin
Bersemayam tenang mendekatiNya
Tundukku menitik peluh bening kehilangan
Kau ayah , cahaya pagiku
Kau ayah , peneduh hujanku
Kau ayah , mimpi malamku
Selamat bersemayam , salamkan aku padaNya
Tenang dan nantilah aku
Bersama pagi dan hujan kebahagiaan
Puisi ini diikutsertakan pada Kuis “Poetry Hujan” yang diselenggarakan oleh Bang Aswi dan Puteri Amirillis
Poetry Hujan : Hujan Mimpiku Berpelangi
Cerita sebuah mimpi itu membangkitkan
Lelapnya jiwa hambar dalam kehidupan
Dan ceritaku telah kalian mulai dari jiwa yang ikhlas
Sedamai hamparan taman persahabatan
Semasa aku bercerita pada kalian
Akan mimpi-mimpiku yang melambung
Rintikan semangat dari kalian tengah segar membasahi jiwa
Aku , jiwa pemimpi yang tergugah menjadi hebat
Lalu
Berlalu , beberapa waktu
Hiruk pikuk kalian reda
Senggang , lalu memisah dariku
Yang kutahu , kalian juga melangkah
Menggapai butiran mimpi yang mekar
Kalian , jiwa pemimpi yang tergugah menjadi hebat
Laun kuterima degup kegembiraan
Hujan kebahagiaan pelangi kesuksesan
Membisik jiwaku yang merindukan kalian
Perjuangan menerjang gerbang masa depan masih berjalan
Bersamaku di kota ini dan bersama kalian di medan asa
Kabarkan padaku wahai kawan
Ketika tahun berlalu dan merekah cerita manis
Lelapnya jiwa hambar dalam kehidupan
Dan ceritaku telah kalian mulai dari jiwa yang ikhlas
Sedamai hamparan taman persahabatan
Semasa aku bercerita pada kalian
Akan mimpi-mimpiku yang melambung
Rintikan semangat dari kalian tengah segar membasahi jiwa
Aku , jiwa pemimpi yang tergugah menjadi hebat
Lalu
Berlalu , beberapa waktu
Hiruk pikuk kalian reda
Senggang , lalu memisah dariku
Yang kutahu , kalian juga melangkah
Menggapai butiran mimpi yang mekar
Kalian , jiwa pemimpi yang tergugah menjadi hebat
Laun kuterima degup kegembiraan
Hujan kebahagiaan pelangi kesuksesan
Membisik jiwaku yang merindukan kalian
Perjuangan menerjang gerbang masa depan masih berjalan
Bersamaku di kota ini dan bersama kalian di medan asa
Kabarkan padaku wahai kawan
Ketika tahun berlalu dan merekah cerita manis
Hujan dan pelangi dari mimpi kalian ...
Puisi ini diikutsertakan pada Kuis “Poetry Hujan” yang diselenggarakan oleh Bang Aswi dan Puteri Amirillis