Archive for Juni 2011
Aku dan Kami Taqdir Pejuang perang
Aku dan kami
Para pejuang Filistin
Mampukah kalian melukiskan sebuah kehilangan ?
Jika mampu , ajarilah aku dan kami sejenak
Saat seseorang dijemput Sang Khalik , tersedukah kalian ?
Jika iya , ajarilah aku dan kami sejenak
Terkadang aku dan kami ingin berteriak keras
Begitu miris arti sebuah kehilangan
Terkadang aku dan kami ingin sejenak meratapi
Kehilangan yang terlalu sering berlalu tanpa isakan panjang
Kutanya sebentar saja ...
Masihkah kalian menatap dan merasakan birunya langit ,
jingganya fajar dan mega senja ,
patokan ayam hingga sapaan keluarga ,
nyanyian kerindangan sampai senyuman kawan ,
tumpukan PR , rentetan tugas ,
atau sekedar sarapan dari orangtua tersayang ?
Maafkan aku terlalu banyak berucap
Sepertinya aku mulai rindu akan rasa kehilangan
Kehilangan sebagian tawa dan canda
Kini setetes air mataku menitik jatuh
Tapi , cukup setetes kurasa
Aku dan kami ,
Terlalu sering manatap kepulan asap
Reruntuhan pondok - pondok kehidupan
Gelapnya langit pagi hingga senja
Sinar bersuara serupa bintang malam
Derum tembakan yang semakin akrab
Desahan istighfar pun ditemani ketakutan
Jasad mereka yang syahid
Terkadang utuh seringpula hanya sebagian
Bercecar di jalan , di ujung kekejaman
Terkadang aku dan kami ingin menangis keras
Begitu miris arti sebuah kehilangan
Terkadang aku dan kami ingin sejenak meratapi
Kehilangan yang terlalu sering berlalu tanpa isakan panjang
Aku dan kami
Lahir untuk perang
Perang raga dan kebatinan
Aku dan kami
Harus sering merasakan kehilangan
Hingga rasa kehilangan benar - benar telah bersarang
Tanpa tangisan dan rengekan panjang
Aku dan kami
Jiwa pemberani yang terjejali sejak dini
Kepecundangan dan arogansi mereka
Para tentara dan pimpinan kejam yang berjiwa setan
Hendak menggonggong di Filistin
Meraung serupa iblis menindas negeriku dan negeri kami
Maafkan aku dan kami
Sempat membuat iri kalian karena sebuah keberanian
Kami mujahid , tentara barisan depan
Melindungi tanahku , tanah kami , tanah kita
Untuk Filistin yang terampas keji
Kami korbankan nyawa
Kami tak acuhkan kehilangan
Karena kami akan tetap menjadi pejuang perang
Surat Tik Impian
Aku bukan epizoik , akulah tempatmu
Atau tanaman yang terlalu kuat
yang tak sekalipun melurutkan dedauanan
Aku tak akan meluru sejauh kau pergi
bahna kuyakin ada arah yang terbaik
yang tak sekalipun retak sebab letihmu
Aku akan menepi ,
Tetirah hati ini bertahun
Lirih kudoa pinta terbaik
lewat lagam yang kurangkai kepada Tuhan
Jemput lambaiannya dengan ikhtiarmu
Tenangkan aku yang telah menitikkan cinta
Setulus kasih hingga dewasa tiba
Hadapi deburan rintang
Yakin , seyakin ketika aku menasihatimu
( Kafhusna , 7 Juni 2011 , disamping beliau ibuku )