Posted by : Etika Indra Khusna Selasa, 26 Juli 2011

Pagi telah menghapus jejak malam
Menyisih jalan sinar sang rembulan
Mengembunkan titik hujan di padang huma
Menarik setiap jiwa lekas melenggangi tanah alam
Menghamparkan kebahagiaan sejalan mentari

Berbeda jika tanpa senyumannya
Yang kini telah melambai terlampau jauh
Melanglang menuju kediaman setenang semilir shubuh
Yang sejauh ini tak beralamat serupa hunian nyata
Hanya berpintu sebatas gundukan tanah bernisan

Aku cukup letih merangkap lembaran rindu
Untaian bijaksana mendekapku semasa tegapmu
Ketika mendung menjalar , hujan mengguyur lebat
Percikan setetes lalu pelangi seusai keberkahan
Dalam kearifan setiap ucap , kau memujiNya

Kini , aku pagi bertinta buram
Bersama awan tipis yang ragu menghalangi surya
Lalu berlalu hingga siang
Dan merangkak senja menuju malam
Dalam dekapanku sendiri
Hanya aku , tanpa kehangatan jiwamu

Kalbuku luruh saat merangkai kenangan
Seakan waktu termakan tanpa jeda
Ketika indahnya harus berhenti secepat kemarin
Bersemayam tenang mendekatiNya
Tundukku menitik peluh bening kehilangan
Kau ayah , cahaya pagiku
Kau ayah , peneduh hujanku
Kau ayah , mimpi malamku

Selamat bersemayam , salamkan aku padaNya
Tenang dan nantilah aku
Bersama pagi dan hujan kebahagiaan

Puisi ini diikutsertakan pada Kuis “Poetry Hujan” yang diselenggarakan oleh Bang Aswi dan Puteri Amirillis

{ 2 komentar... read them below or Comment }

  1. :) afwan ya kalo sudah mengingatkan , aku hanya mencoba menuliskan saja . yang sabar :) , yakin .. Gusti Allah akan selalu menjaga beliau .. sepatutnya sbg putra senantiasa mendoakan yg terbaik buat beliau :))

    BalasHapus

My Clock

Popular Post

Pengunjung Blog

unique stats

- Copyright © Kaf -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -